Semua makhluk apapun bentuk dan macamnya
mempunyai hati nurani dan berkait erat dengan kenyataan bahwa semua makhluk
mempunyai kesadaran. Hanya manusia yang mempunyai kesadaran lebih baik karena
diberikan tambahan akal pikiran oleh Tuhan, sedangkan makhluk lainnya hanya
diberikan kesadaran hanya sebatas untuk mempertahankan hidupnya, tetapi makhluk
lainnya bisa berkembang hingga saat ini sebagaimana kodrat sebagai makhluk
Tuhan.
Sebagai contoh salah satu hewan, ayam
misalnya, dari dulu hingga sekarang ayam tidak akan makan selain makanan yang
sudah disiapkan oleh alam yang telah diciptakan oleh Tuhan, demikian juga
berbagai tumbuh-tumbuhan selalu mendapatkan makanan dalam mempertahankan hidup
dari tanah (alam) sebagai media tumbuhnya, semua kehidupan dan kesadarannya
sudah tergantung kepada Tuhan sebagai sang Pencipta, apa yang Tuhan kehendaki
itulah yang terjadi.
Manusia juga termasuk makhluk Ciptaan
Tuhan, yang diberikan hati nurani dan kesadaran yang sama dengan makhluk
lainnya. Hati setiap makhluk di alam semesta ini oleh Tuhan diberikan hanya
satu, seperti yang tertulis dalam ayat dalam salah satu kitab suci ” “Allah sekali-kali
tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya.” (Al-Quran,
Al-Ahzab 4). Bila
kamu cinta Tuhan sang Maha Pencipta atau mencintai yang lain, janganlah kamu
satukan dalam satu hati dikarenakan kamu tidak mungkin akan mampu, dikarenakan
kalau kamu telah mencintai dunia berarti kamu tidak cinta
kepada Tuhan pencipta alam semesta.
Sudah sangat jelas ayat Tuhan menyatakan
bahwa hati manusia hanya satu, dan hati nuranipun merupakan wadah atau tempat
yang bisa diisi dengan hanya satu hal, yaitu tempat bersemayam Tuhan sang
Pencipta. Tetapi dengan adanya kelebihan yang diberikan oleh Tuhan berupa akal
dan pikiran, maka hati nurani berkembang seolah-olah menjadi lebih dari satu,
ada bener dan salah, ada baik dan buruk dan lain sebagainya, apakah ini produk
hati nurani atau akal pikiran manusia?
Jadi sesungguhnya
setiap manusia itu cuma berhati satu, maka tidak akan bisa mencintai dunia dan
akherat dalam satu waktu. Kalau hati cinta dunia maka akan melupakan akhirat dan jika bila mencintai
akhirat, maka dunia akan dilupakan dan tidak dicintai. Oleh sebab itu,
cintailah kehidupan yang lebih kekal diantara keduanya. Dan ingatlah, kehidupan
dunia ini sangat terbatas, singkat sekali, lalu dunia akan ditinggalkan begitu
saja. Hati manusia itu satu, tidak mungkin bisa berdzikir kepada Pencipta dan
yang diciptakan dalam satu waktu. Kalau hatimu telah diisi dengan dzikir kepada
Tuhan, maka yang selain-Nya akan kamu lupakan, tetapi jika kamu berdzikir
(ingat) selain Tuhan, maka Tuhan akan kamu lupakan. Kalau manusia mengaku
mencintai dunia dan akhirat, dan jika manusia mengaku ingat Pencipta dan
yang diciptakan, semua itu adalah pengakuan dusta semata.
Perlu diketahui
bahwa sang Pencipta dan yang diciptakan (makhlukNya) tidak dapat disatukan,
tidak dapat dilukiskan, tidak bisa dibenarkan, tetapi keberadaan makhluk dapat
dilukiskan dalam lahir jiwanya dan sang Pencipta terlukis dalam batinnya (hati
nurani), ibaratnya dunia berada ditangan dan sang Pencipta dalam hati (batin).
Sekarang mari kita
lihat diri kita dan pilihlah, jika menghendaki dunia, maka kelurakanlah akhirat
dari hati dan jika menghendaki akhirat maka bebaskanlah dunia dari hati, dan
jika ingin dekat dengan Tuhan maka bebaskanlah hati dari dunia dan akhirat,
selama dalam hati masih terdapat sesuatu selain Tuhan sang Pencipta maka jangan
harap dapat melihat dan merasakan kedatangan Tuhan sang Pencipta. Selama dalam
hati masih bersifat keduniawi, maka tak akan dapat melihat akhirat, dan
selama dalam hatinya masih terdapat akhirat, maka tidak dapat menyaksikan dan
merasakan Tuhan. Janganlah kamu mendekati pintu-Nya kecuali dengan hati yang
murni, agar usahamu tidak sia-sia.
Bersambung.....
0 komentar:
Posting Komentar