728x90 AdSpace

MELAYANI KONSULTASI, TERAPI KESEHATAN, HIPNO RSQ & TRAINING RSQ. SILAHKAN MENGHUBUNGI VIA SMS, TELEPON/ WA KE 0812-7225-9727 dan 0814-6221-9987
  • TERKINI

    Sabtu, 07 November 2015

    JADILAH DIRIMU SENDIRI


    Fenomena Dominasi akal pikiran manusia

    Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menyinggung atau menyindir, tetapi hanya sekedar memberikan gambaran yang ada dalam kehidupan sehari-hari, agar dapat menjadi suatu renungan yang dalam untuk membuat kehidupan dunia ini menjadi lebih baik

    Mohon maaf yang sebesar-besarnya sebelumnya, tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menyudutkan, menggurui apalagi untuk mencari kesalahan atau pembenaran, hanya sekedar memberikan sedikit renungan kepada masa depan, untuk kepentingan generasi mendatang agar tidak sewenang-wenang atau terbuai dengan akal pikiran sendiri demi sesuap materi.

    Banyak manusia yang tidak menjadi dirinya sendiri, lebih senang menjadi diri orang lain yang mencerminkan kebaikan, kemewahan, ketaatan dan lain-lain yang ditunjukkan dengan bajunya, agar bisa diakui oleh orang lain sebagai manusia yang sempurna dimata manusia lainnya.

    Baju, pakaian, seragam atau apapun yang yang dikenakan oleh manusia secara tidak disadarinya merupakan identitas manusia itu sendiri agar dipandang lebih baik, lebih hebat atau lebih-lebih yang lain oleh manusia yang lain.

    Manusia merupakan makhluk social, dan manusia dibentuk sejak kecil oleh lingkungan dimana dia hidup, ada lingkungan yang baik dan yang tidak baik, ada lingkungan yang benar maupun tidak benar, kehidupannya sangat tergantung dengan lingkungan sekitarnya, sehingga membuat sifat atau karakter masing-masing individu berbeda satu dengan lainnya, tergantung lingkungan dan evaluasi diri manusia itu sendiri terhadap lingkungannya.

    Sejak dahulu sebelum adanya ajaran keagamaan, manusia sudah membuat komitmen antar manusia agar kehidupan bermasyarakat atau interaksi sosialnya berjalan dengan baik, yaitu terciptanya adat istiadat, yang mana adat istiadat ini bukan asal dibuat, tetapi berasal dari buah hasil perenungan manusia tentang hubungan manusia dengan alam sekitarnya agar menjadi lebih harmoni dan lebih baik.

    Disisi lain, naluri manusia akan semakin kuat kemampuannya bila mereka berkelompok, punya kepentingan dan tujuan yang sama untuk bertahan hidup, misalnya gotong royong, manusia merasa lebih baik bila semua dilakukan bersama-sama, ada nikmat yang tidak dapat dilukiskan dengan tulisan dalam kebersamaan itu.

    Dan masih banyak nikmat-nikmat yang lain yang telah dirasakan oleh manusia sejak jaman dahulu, mungkin sampai saat ini, sehingga adat istiadat setiap kelompok masyarakat tidak sedemikian mudah untuk luntur dengan majunya jaman sekarang. Bahkan manusia setelah mengenal agamapun banyak adat istiadat yang masih relevan dengan jaman sekarang, tetapi sudah mulai banyak ditinggalkan.

    Karena adat istiadat itu sendiri sedemikian lamanya membawa karakter setiap masing-masing manusia, sampai bentuk dari manusia itu sendiri dapat tercermin darimana asal sukunya manusia itu, hingga saat ini karakter setiap suku dengan adat istiadatnya masih tercermin dari diri manusia itu sendiri, terbukti dengan masih mudah membedakan antara suku satu dengan suku lainnya.

    Adat istadat setiap kelompok manusia dibuat oleh manusia itu sendiri dengan naluri atau kepekaan manusia terhadap alam sekitarnya, dan karena tujuan manusia waktu itu ingin berjalan harmoni dengan alam, maka yang timbul ajaran adat istiadat selalu mengajarkan kebaikan-kebaikan dan menjahui keburukan-keburukan. Saat itu  manusia memang tidak banyak menggunakan akal pikirannya karena memang manusia saat itu kemampuan menggunakan akal pikirannya masih terbatas, tetapi naluri dan kepekaan manusia jauh melampaui akal pikiran itu sendiri.

    Karakter lain yang masih kuat melekat kepada setiap manusia adalah mempunyai naluri berlebih bila mengelompok dengan manusia lainnya, karena sejak dahulu  manusia merasa mempunyai kekuatan yang lebih bila berkelompok karena memang jaman dahulu berkelompok merupakan jalan terbaik untuk bertahan hidup sehingga bisa saling memberi bantuan dalam menjalani kehidupan.

    Dengan berjalannya waktu dan semakin banyaknya manusia, pergeseran hidup mulai berubah, dimana dominasi akal pikiran manusia yang ditempa sedemikian kuatnya, menyebabkan semua kehidupan selalu diukur dengan akal pikirannya, sudah tidak mempunyai naluri kepekaan terhadap alam semesta lagi, sudah banyak pembenaran-pembenaran melalui akal pikiran manusia yang tanpa disadarinya menyebabkan kerusakan-kerusakan mulai dari hubungan antar manusia sampai merusak alam sekitarnya.

    Setiap manusia dilahirkan kedunia tidak bisa memilih untuk dilahirkan di tempat yang dikehendaki manusia itu sendiri dan bahkan manusia dibesarkan sesuai dengan agama yang dianut oleh lingkungan sekitarnya terutama kedua orang tuanya, sehingga manusia itu sendiri tidak bisa memilih. Karena dibesarkan dan dididik dengan lingkungan seperti itu maka otomatis alam bawah sadar manusia akan menerima dan meresponnya secara otomatis pula setelah manusia menggunakan akal pikirannya dalam menjalani kehidupan.

    Manusia dilahirkan ke dunia ini tidak bisa memilih, atas kehendak sang Pencipta manusia lahir dalam kelompok (suku) manusia tertentu, yang tentunya Tuhan mempunyai maksud tertentu dalam setiap kelahiran manusia. Dengan dilahirkannya dalam suku tertentu tentunya  manusia sebelum diajarkan ilmu kehidupan melalui agamanya, diajarkan dahulu adat istiadat yang diperoleh dan sebatas yang dipahami oleh kedua orangtuanya.

    Dengan kondisi tersebut diharapkan manusia bisa memahami alam semesta dengan belajar adat istiadat, yaitu kepekaan naluri alamiah yang diberikan kepada setiap kelompok  manusia dalam adat istiadatnya agar dalam kehidupan mendapatkan kenikmatan yang diberikan oleh alam. Kemudian dengan belajar mengenal Tuhan sang Pencipta melalui agama yang dianutnya, maka manusia dapat menjadi manusia yang penuh berkah ilahiah sekaligus dapat bersahabat dengan alam.

    Tetapi sayangnya dalam berjalannya waktu manusia lebih mencintai akal pikirannya dalam memahami tentang sang Pencipta daripada mengembangkan naluriahnya sebagai sahabat alam, semua diterjemahkan dalam pembenaran sesuai manusia menurut tafsirnya sendiri. Tanpa disadarinya pembenaran yang diakui muncul juga pembenaran-pembenaran yang lain, sehingga muncul banyak tafsir tentang sang Pencipta, maka karena pembenaran hanya dilakukan dengan akal pikiran saja, tidak menutup kemungkinan munculnya beda pendapat yang akhirnya sampai menjadi permusuhan.

    Alangkah baiknya bila manusia mengikuti apa-apa yang sudah digariskan oleh sang Pencipta, memahami adat istiadat dimana dia dilahirkan agar dapat meningkatkan kepekaan naluriahnya hidup bersama dengan alam dan disempurnakan dengan ajaran agama yang dianutnya, ibaratnya bajunya menggunakan adatnya, perhiasannya adalah agama yang dianutnya, semakin baik pemahaman tentang ilmu agamanya semakin indah perhiasannya, semakin mulia manusia dimata Tuhan Sang Pencipta.
    HikmahNurani.com

    Seorang yang sering bekerja keluar masuk hutan selama hampir 30 tahun, dan banyak menemui hal-hal yang berhubungan dengan alam semesta mulai dari yang kasat mata sampai pada hal yang nyata, mulai dari yang bisa diterima akal sehat sampai tidak masuk logika sama sekali, sehingga minat untuk memahami energi alam semesta menjadi keharusan, selama hampir 10 tahun mulai menekuni bidang energi alam semesta.

    Website: HikmahNurani.com

    • Facebook Comments
    • Blogger Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: JADILAH DIRIMU SENDIRI Rating: 5 Reviewed By: hikmah nurani
    Scroll to Top