DASAR PERKEMBANGAN JIWA MANUSIA
Manusia berkembang dengan 3 hal yang paling mendasar, bukan berarti hal yang lainnya tidak berguna yaitu ; akal pikiran, hati nurani dan syahwat (diartikan sebagai nafsu), ketiga hal in yang sangat mempengaruhi perkembangan manusia sejak dahulu hingga sekarang, tidak ada yang berubah, tetapi perubahan hidup manusia sangat berbeda dengan makhluk lainnya, karena diberikan kelebihan yaitu akal pikiran manusia.
Perkembangan ketiga hal tersebut juga mengelami perkembangan yang berbeda, mulai dari usia balita remaja dan dewasa, yang perkembangannya dipengaruhi oleh lingkungan sekitar sehingga mempunyai pengaruh dalam kehidupannya, karena setiap manusia mempunyai lingkungan yang berbeda satu sama lain, maka secara otomatis perkembangannyapun juga tidak ada yang sama, hal ini merupakan salah satu bukti tentang kebesaran Tuhan. Dan perkembangan dari ketiga hal tersebut juga tidak ada yang sama, ada yang berkembang akal pikirannya saja, ada yang hanya hati nurani ataupun ada yang hanya nafsunya yang lebih besar, atau juga bisa berkembang bersamaan dan lain sebagainya.
Akal pikiran berkembang dengan perasaan dalam pikirannya, sedang hati nuraninya berkembang dengan sifat Tuhan tentang kebenaran yang selalu beorientasi positif, dan nafsu manusia berkembang bisa ke arah positif maupun negative. Itu semua tergantung kepada interaksi lingkungan sekitar dengan diri manusia itu sendiri yang telah menganalisa diri dengan ligkungan sekitar serta melibatkan ketiga hal yaitu, akal pikiran, hati nurani dan nafsunya.
Jendela informasi dalam menganalisa kehidupan manusia kebanyakan dari mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar, semua yang dilihat dan didengarnya selalu dianalisa oleh ketiga hal tersebut dan tempatnya ada dalam akal pikirannya, analisanya bisa ditiru apa adanya, diedit dahulu kemudian dilakukan, atau dilakukan sepotong-sepotong dan lain sebagainya, dan itu dilakukan sesuai dengan pengetahuan yang telah diserap sebelumnya.
Seorang anak bagaikan kertas putih murni yang belum tercoret tinta sedikitpun, masih putih polos dan bersih, akal pikirannya masih kosong, hati nuraninya masih bersih, dan nafsunya belum terkendali, maka sebagai orang tuanya berkewajiban untuk mengisi, dan ini adalah tanggung jawab orang tuanya dalam mengasuh dan memberikan segala yang terbaik, agar kelak dikemudian hari dapat menjadi pribadi yang baik dan selalu bertanggung jawab kepada Tuhannya.
Seorang anak pasti bersemangat untuk belajar dalam kehidupan ini, semangat belajar sudah merupakan keinginan (nafsu) untuk bisa segera bisa berbuat seperti manusia lainnya, misalnya si anak kepingin bisa naik sepeda, maka dia akan belajar tanpa mengenal lelah bagaimana caranya bisa segera mengendarai sepeda, tanpa mempedulikan fisik, waktu dan lain sebagainya, tujuannya hanya ingin bisa mengendarai. Juga bila anak belajar berjalan, pasti ngotot ingin bisa segera berjalan, bila jatuh hanya nangis sebentar dan sudah lupa sama sakitnya terus ngotot lagi berjalan, itulah semangat anak-anak, karena memang anak tidak ada perasaan takut jatuh atau takut lainnya, kecuali ditakut-takuti.
Perkembangan jiwa anak mengikuti perkembangan akal pikiran, hati nurani dan nafsunya, perpaduan ketiga hal tersebut, tetapi yang paling utama adalah akal pikiran karena manusia butuh pengetahuan tentang hidupnya di alam dunia nyata. Mengisinya dengan segala hal yang dilihat dan didengar untuk dapat ditiru dan dianalisa oleh kemampuan sesuai dengan umurnya. Sedangkan hati nurani akan mengikuti, demikian juga dengan nafsu yang berkembang adalah keinginan untuk segera bisa berprilaku seperti manusia disekitarnya, bicara, berjalan, lari dan belajar apa saja yang dilihatnya pada waktu itu.
Karena fungsi akal pikiran yang menonjol pada manusia umumnya apalagi masa kanak-kanak, maka untuk membimbingnya diusahakan selalu berorientasi pada pengertian dan pemahamannya tentang kehidupan, setiap anak selalu ingin tahu, dan jangan dibiarkan anak menganalisa sendiri kalimat yang disampaikan, diusahakan selalu diberikan pengertian sampai memahaminya, dapat terjadi harus diberikan pengertian yang berkali-kali baru mengerti maksud kalimat nasehat kita, hal itu sangat wajar, maka kesabaran sangat diperlukan.
Untuk memberikan pengertian kepada anak, jangan dilibatkan perasaan anak apalagi mempermainkan perasaan anak, karena efek yang ditimbulkan akan sangat merugikan, membuat anak akan mudah tersentuh dan berprilaku kurang baik, misalnya anak sering digoda yang sampai menyinggung perasaannya, bila sering diolok-olok, maka perasaannya akan membuat dirinya memproteknya yang berakibat setelah menjadi besar, dia akan menjadi anak yang minder, kurang dapat bergaul dan sebagainya. Itulah salah satu bentuk perasaan yang ada dalam pikirannya, bukan perasaan yang keluar dari hati nuraninya.
Buku Cara efektif Membimbing anak telah dibuat oleh komunitas Cerdas Hati RSQ yang menguraikan secara detail bagaimana membimbing anak yang efektif agar anak selalu mempunyai pola pikir yang positif dalam kehidupannya kelak.
Belajar dan berlatih RSQ akan sangat membantu dalam memberikan edukasi positif kepada anak-anak terutama ke dalam jiwa anak, sehingga jiwa anak akan selalu bersih dari negatifitas diri yang sering muncul tanpa disadarinya, silahkan menghubungi hikmahnurani.com untuk dapat bergabung.
Bersambung……
Salam CERDAS HATI RSQ
0 komentar:
Posting Komentar