Penggunaan istilah “gotong royong” semakin dipopulerkan oleh presiden kita yang pertama dengan moto “BERDIKARI” atau Berdiri Diatas Kaki Sendiri” sebagai wujud sebagai bangsa yang mempunyai jiwa patriotisme yang berlandaskan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa yang sangat terkenal di seluruh dunia pada waktu itu, sehingga bangsa Indonesia dipandang sebagai bangsa yang mempunyai martabat yang tinggi di mata mereka.
Bahkan moto yang ada ditingkatkan dengan dimulainya membuka usaha kecil dengan istilah koperasi yang tujuannya membantu perekonomian keluarga dengan gotong royong yang sekarang berkembang dengan sangat suburnya, hanya sayang perkembangannya sudah digunakan untuk keuntungan sekelompok atau segelintir orang-orang tertentu saja, sangat menyedihkan…..
Perkembangan jaman dalam alam duniawi tidak lepas dari perkembangan akal pikiran manusia saat ini yang sangat pesat, segala hal dikaitkan dengan logika sebagai senjata akal pikiran manusia, bila sesuatu itu masuk diakal manusia maka itu sudah dianggap benar dan harus dilaksanakan, hanya saja yang dimaksud masuk akal manusia itu akal manusia yang siapa?
Jaman ini adalah jaman informasi, jaman komunikasi yang berbeda dengan waktu sebelum berkembangnya komunikasi seperti saat ini, transportasi juga terbatas. Dengan terbatasnya komunikasi dan transportasi ditanggapi dengan sangat positif, manusia bisa bergabung dengan komunitas terdekatnya, mengolah bersama untuk maju bersama-sama, komunikasi tidak menghalangi hubungan dengan manusia terdekatnya, terciptalah gotong royong dengan lingkungan terdekatnya, itulah dunia sederhana saat itu, manusia dan lingkungannya terlihat harmonis, saling membantu saling menginformasikan segala yang pernah dialami dan lain sebagainya.
Dengan perkembangan jaman, jaman informasi dan transportasi semakin mudah, mulailah manusia timbul ingin menjangkau yang lebih luas hubungan dan lingkungannya, mulailah membanding-bandingkan dengan kondisi yang ada disekelillingnya, terciptalah kondisi dan ingkungan maya, lingkungan di angan-angan saja, seolah-olah sudah seperti nyata, dan bila mulai persamaan dalam keinginan, maka mulai mengkerucut membentuk lingkungan kecil diangan-angan, mulailah diwujudkan dengan pertemuan dan pertemuan berikutnya, yang pada akhirnya tanpa disadari terbentuklah lingkungan yang mempunyai pola pikir yang sama, bisa berbentuk usaha bersama, bermain, berkumpul bersama dan lain sebagainnya sehingga mulailah terpisah terkotak-kotak manusia yang merasa mempunyai pola pikir yang sama. Itulah dunia saat ini, tetangga hanya sekedar tetangga tempat tinggal saja, kepedulian lainnya sudah tidak menjadikan prioritasnya.
Apa penyebab dari semua ini? Hanya pola pikir manusia itu sendiri, ya….. manusia sudah terpengaruh oleh pola pikir sendiri yang berkembang liar mengikuti perkembangan jaman, kalau tidak mengikuti akan ketinggalan jaman katanya, itulah yang terjadi, ada pergeseran pola pikir yang sudah tidak pada tempatnya, sudah tidak mengikuti bahwa semua itu bukan millik kita, hanya diberi pinjaman oleh Tuhan dalam hidup ini.
Bila kita sudah menyadari fungsi sebenarnya pola pikir yang ada dalam diri kita, yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk menjalani hidup dengan benar, tentunya tidak mudah untuk terpengaruh hal-hal yang sifatnya hanya sementara, ya……. sementara kita hidup di alam dunia ini, maka seharusnya memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan aturan yang dibuat oleh Tuhan tentunya.
Pola pikir terjadi akibat akal pikiran yang bekerja dicampur aduk dengan perasaannya, tergantung sedang apa perasaannya saat menggunakan akal pikirannya, bila suasana perasaan yang ada saat itu sedang menyenangkan dan kebaikan, maka yang hasil yang terjadi adalah kebaikan, demikian juga sebaliknya. Manusia beranggapan bahwa pola pikir yang dimilikinya hanya milik dia sendiri, maka yang terjadi adalah hanya untuk kepentingan dirinya sendiri sejauh mana ada kepentingan untuk dirinya sendiri sejauh itu pula yang akan disumbangkan untuk lingkungan sekitarnya.
Tanpa disadarinya pol pikir menjadi pembentuk pribadi seseorang sudah menjadi stempel yang sudah susah untuk menghilangkannya, bahkan seseorang yang sudah mulai menyadari keburukan dan mulai berbuat kebaikan, manusia lain masih juga menganggap adanya ketidaktulusan orang yang mulai berubah dengan kebaikan, seharusnya kita bisa memberikan penilaian yang positif dengan perubahan menuju kebaikan tersebut, itulah kalau pola pikir kita masih tersangkut pada perasaan.
Pelatihan RSQ adalah melatih bagaimana kita belajar berserah diri kepada yang Maha Kuasa dengan sepenuhnya, mengkolaborasikan apa-apa yag sudah ada dalam diri kita dengan cara menyadari bahwa semua itu adalah milik Tuhan, tidak ada sedikitpun yang tersisa dalam diri kita termasuk pola pikir.
Komunitas cerdas hati selalu mengajak untuk selalu berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk selalu mengingatkan tentang perbuatan baik dan positif, menjauhi semua hal yang negative, pelatihan RSQ akan membantu membersihkan alam bawah sadar untuk mempercepat proses perubahan menuju kepositifan hidup.
Selamat bergabung!!!!!!
Salam “CERDAS HATI RSQ”
){kind=link}
0 komentar:
Posting Komentar