Arti kata “hikmah” sebenarnya adalah “kebijaksanaan yang datang dari Tuhan”, dengan maksud yang tentunya sangat bermafaat bagi umat manusia yang menerima “hikmah” tersebut untuk kehidupan di alam dunia ini, dan lebih jauhnya akan bermanfaat untuk kehidupan setelah manusia mati, yaitu setelah melaksanakan hikmah yang merupakan petunjuk Tuhannya.
Sejak manusia mengenal ilmu dari buku, yaitu sejak adanya revolusi industry pada abad 18, semua hal yang didapat dari pembelajaran ilmu alam semesta mulai banyak dibukukan oleh orang-orang yang mendapatkan “hikmah” tersebut, sehingga menyebar ke seluruh dunia berupa ilmu yang berdasarkan akal pikiran manusia saja, sehingga arti hikmah atau kebijaksanaan itu hanya sebatas kemampuan akal pikiran manuisa itu sendiri, dan seolah-olah kemajuan jaman ini karena buah dari akal pikiran manusia saja, tanpa campur tangan yang lainnya.
Sebagai contoh penemu listrik dunia yaitu seorang “Thomas Alfa Edison”, dia mendapatkan ilham, hikmah dari Tuhan tentang listrik, dan dalam riwayatnya dia bukan orang yang pintar di sekolah bahkan termasuk manusia yang bodoh karena sering menjadi bahan olok-olok teman-temannya. Tetapi dengan menggunakan akal pikirannya yang ada saat tu dan tentunya adanya petunjuk Tuhan, maka akal pikirannya tidak pernah berhenti untuk melakukan percobaan-percobaan tentang kelistrikan, dari puluhan, ratusan bahkan sampai ribuan kali sehingga mendapatkan hasil tentang kelistrikan, yang hingga saat ini merupakan kebutuhan utama manusia dalam menunjang kehidupannya,
Dari sejarah kelistrikan diatas tentunya manusia harusnya menyadari bahwa semua kehidupan ini selalu tergantung kepada Tuhan sang Maha Pencipta, semua yangada di alam semesta ini adalah merupakan ciptaan Tuhan, dan hanya sebatas penemuan listrik saja manusia sudah sangat terbantu dalam mengarungi kehidupan di dunia ini, dan itu hanya sangat kecil sekali bagi Tuhan sang Pencipta segalanya.
Dalam kehidupan manusia akal pikiran adalah memang hanya diberikan kepada manusia dari Tuhan dengan meksud untuk membantu manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini, agar manusia selalu bisa hidup secara baik sesuai dengan kehendak Tuhannya, tetapi namanya manusia saat ini semua tergantung kepada akal pikirannya sendiri, bahkan banyak manusia menggunakan akal pikirannya mulai berpikir bermacam-macam tentang hikmah, mulai mengutak utik wewenang “hikmah” tersebut menggunakan akal pikirannya
Perkembangan akal pikiran manusia hingga saat ini sangat maju terbukti dengan banyaknya alat-alat yang sudah dibuat oleh manusia untuk memperlancar kehidupannya, mulai dari gedung-gedung mewah dan tinggi, kendaraan sederhana sampai yang mewah dan mahaldan segala macam ciptaan manusia, mulai dari radio, televisi, telpon dan lain sebagainya yang masih banyak sekali, bahkan sudah mulai merambah kea lam semesta dengan mengunjungi bulan planet-planet lainnya.
“Akal pikiran” manusia saat ini bagaikan “raja” dalam diri manusia dan “logika” sebagai penasehatnya, maka bia setiap hal dalam kehidupannya tidak mencerminkan akal pikiran dan logikanya, maka hal itu sudah dianggap hal yang tidak masuk akal dan tidak bisa diterima dalam kehidupan manusia tersebut, bahkan dalam kehidupan di dunia ini semua harus melalui akal pikiran dan logikanya dahulu baru dianggap sudah benar.
Tentang “hidup, mati, jodoh dan rejeki” yang merupakan takdir Tuhan juga mulai diutak utik dengan akal pikiran manusia, seolah=olah manusia mampu merubah kondisi itu, tetapi karena memang akal pikiran manusia itu terbatas, maka sampai kapanpun hal itu masih merupakan misteri dan rahasia Tuhan, manusia hanya mampu menjalankan saja.
Untuk itulah, kami mengajak semuanya untuk mulai mengkaji segala hal dalam kehidupan ini dengan “hikmah” kehidupan yang sudah banyak tersebar di alam semesta ini dengan cara berserah diri kepada Tuhan, agar kita mendapatkan “hikmah” yang bermanfaat untuk kehidupan di dunia ini.
Sejak manusia mengenal ilmu dari buku, yaitu sejak adanya revolusi industry pada abad 18, semua hal yang didapat dari pembelajaran ilmu alam semesta mulai banyak dibukukan oleh orang-orang yang mendapatkan “hikmah” tersebut, sehingga menyebar ke seluruh dunia berupa ilmu yang berdasarkan akal pikiran manusia saja, sehingga arti hikmah atau kebijaksanaan itu hanya sebatas kemampuan akal pikiran manuisa itu sendiri, dan seolah-olah kemajuan jaman ini karena buah dari akal pikiran manusia saja, tanpa campur tangan yang lainnya.
Sebagai contoh penemu listrik dunia yaitu seorang “Thomas Alfa Edison”, dia mendapatkan ilham, hikmah dari Tuhan tentang listrik, dan dalam riwayatnya dia bukan orang yang pintar di sekolah bahkan termasuk manusia yang bodoh karena sering menjadi bahan olok-olok teman-temannya. Tetapi dengan menggunakan akal pikirannya yang ada saat tu dan tentunya adanya petunjuk Tuhan, maka akal pikirannya tidak pernah berhenti untuk melakukan percobaan-percobaan tentang kelistrikan, dari puluhan, ratusan bahkan sampai ribuan kali sehingga mendapatkan hasil tentang kelistrikan, yang hingga saat ini merupakan kebutuhan utama manusia dalam menunjang kehidupannya,
Dari sejarah kelistrikan diatas tentunya manusia harusnya menyadari bahwa semua kehidupan ini selalu tergantung kepada Tuhan sang Maha Pencipta, semua yangada di alam semesta ini adalah merupakan ciptaan Tuhan, dan hanya sebatas penemuan listrik saja manusia sudah sangat terbantu dalam mengarungi kehidupan di dunia ini, dan itu hanya sangat kecil sekali bagi Tuhan sang Pencipta segalanya.
Dalam kehidupan manusia akal pikiran adalah memang hanya diberikan kepada manusia dari Tuhan dengan meksud untuk membantu manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini, agar manusia selalu bisa hidup secara baik sesuai dengan kehendak Tuhannya, tetapi namanya manusia saat ini semua tergantung kepada akal pikirannya sendiri, bahkan banyak manusia menggunakan akal pikirannya mulai berpikir bermacam-macam tentang hikmah, mulai mengutak utik wewenang “hikmah” tersebut menggunakan akal pikirannya
Perkembangan akal pikiran manusia hingga saat ini sangat maju terbukti dengan banyaknya alat-alat yang sudah dibuat oleh manusia untuk memperlancar kehidupannya, mulai dari gedung-gedung mewah dan tinggi, kendaraan sederhana sampai yang mewah dan mahaldan segala macam ciptaan manusia, mulai dari radio, televisi, telpon dan lain sebagainya yang masih banyak sekali, bahkan sudah mulai merambah kea lam semesta dengan mengunjungi bulan planet-planet lainnya.
“Akal pikiran” manusia saat ini bagaikan “raja” dalam diri manusia dan “logika” sebagai penasehatnya, maka bia setiap hal dalam kehidupannya tidak mencerminkan akal pikiran dan logikanya, maka hal itu sudah dianggap hal yang tidak masuk akal dan tidak bisa diterima dalam kehidupan manusia tersebut, bahkan dalam kehidupan di dunia ini semua harus melalui akal pikiran dan logikanya dahulu baru dianggap sudah benar.
Tentang “hidup, mati, jodoh dan rejeki” yang merupakan takdir Tuhan juga mulai diutak utik dengan akal pikiran manusia, seolah=olah manusia mampu merubah kondisi itu, tetapi karena memang akal pikiran manusia itu terbatas, maka sampai kapanpun hal itu masih merupakan misteri dan rahasia Tuhan, manusia hanya mampu menjalankan saja.
Untuk itulah, kami mengajak semuanya untuk mulai mengkaji segala hal dalam kehidupan ini dengan “hikmah” kehidupan yang sudah banyak tersebar di alam semesta ini dengan cara berserah diri kepada Tuhan, agar kita mendapatkan “hikmah” yang bermanfaat untuk kehidupan di dunia ini.
0 komentar:
Posting Komentar