Sering kita ngeyel…. Itu istilah orang jawa yang artinya ngotot atau mempertahankan argument, bahwa apa yang telah dilakukan atau yang dipikirkan agar mendapatkan pembenaran dari orang lain, dan orang lain tidak benar, intinya adalah; “ saya sudah benar, apapun kata orang saya sudah benar, orang lain salah, harusnya orang lain mengikuti saya, karena saya benar”. Dan bila pendapat dan argumentasinya tidak sesuai dengan harapannya, maka tidak mau merubah sikap dalam hidupnya.
Orang yang mempuinyai type seperti ini, dalam kehidupan selalu mengalami benturan yang membuat kehidupannya tidak dapat maju, hanya berkutat dalam kesulitan tersebut, tidak bisa keluar dari lingkaran kesengsaraan yang melanda hidupnya, dan itu sering dialami oleh banyak orang.
Apa sebenarnya yang menjadi penyebabnya……?
Sebab yang pertama bila pendapat dan argumentasinya tidak sesuai dengan harapannya, maka dia masih membela dirinya dengan berkedok atas nama Tuhan, dalam pikirannya bergumam dengan menyerah kalah; “yah….. Tuhan masih belum menghendakiNYA, semacam menghibur dirinya saja, tidak ada introspeksi dalam hatinya yang paling dalam, dan dalam kehidupannya teselalu terulang kembali kegagalan dan kegagalan lainnya.
Yang kedua selalu menghakimi dirinya dengan mengatakan ; “ memang aku ditakdirkan oleh Tuhan menjadi seperti ini, tidak selalu berhasil dalam setiap langkah kehidupan yang aku harapkan….., terima sajalah…..”. Lagi-lagi sifatnya juga hanya menghibur diri sendiri saja, di lain waktu diulangi lagi, seterusnya dan seterusnya
Itulah yang sering melanda kita dalam setiap melangkah dalam kehidupan, apa yang dialaminya selalu disanggah sendiri dengan cara menghibur dirinya sendiri, apabila ini terus dilakukan, jangan harap kehidupan akan juga memberi perubahan dalam hidup kita.
Manusia hidup itu adalah belajar, belajar segala hal dalam kehidupan seharusnya yang sudah dialami dalam kehidupan itu sudah cukup dialami sekali saja jangan diulang-ulang, kalau misalnya di sekolahan sama dengan tidak naik kelas berulang-ulang bila dalam kehidupan tidak berkembang maju.
Kita diberikan bekal akal dan pikiran dalam kehidupan ini yang melebihi dari makhuk lainnya oleh Tuhan, bila manusia bisa memanfaatkan dengan baik, tentunya akan dapat memberikan kontribusi dalam kehidupan yang lebih baik, banyak orang sukses dalam kehidupan hanya karena memanfaatkan akal pikirannya secara maksimal.
Disisi lain, kehidupan adalah Miik Tuhan sehingga setiap yang ada di alam semesta ini adalah mengikuti takdir Tuhan, dimana semua makhluk termasuk manusia tidak dapat mengetahui akan menjadi apa kita di masa yang akan datang, bahkan untuk hari esokpun, kita tidak tahu, itulah yang harus dapat dimaknai dalam kehidupan ini. Disisi manusia diberikan akal pikiran disisi Tuhan ditakdirkan dengan ketentuan Tuhan.
Banyak yang berpendapat bahwa Tuhan ada dimana-mana, dan tentunya bila dalam diri manusia Tuhan berada dalam hati manusia yang paling dalam, seperti pendapat para ahli keTuhanan bahwa hati manusia merupakan tempat suci bagi Tuhan, sehingga bila manusia bisa memadukan akal pikirannya dengan keberadaan Tuhan, maka kehidupannya pasti akan jauh lebih baik.
Manusia tentunya tidak bisa memadukan begitu saja, tetapi minimal bisa menggunakan sifat-sifat Tuhan yang ada dalam dirinya dalam kehidupan ini, semua akal pikirannya selalu dikoreksi oleh sifat-sifat Tuhan dalam dirinya, munculkan ego yang positif, karena selama manusia hidup banyak dikuasai oleh ego diri yang negative.
Masa depan manusia tidak ada yang tahu, maka “belajar dan belajar” dalam alam kehidupan ini perlu dibudayakan, sehingga dapat mengasah akal pikiran kita menjadi pendukung yang sangat baik, akan menjadi cerdas, apalagi kita mau dan dapat meningkatkan kecerdasan hatinya, maka dalam kehidupan akan mendapatkan kecerdasan yang utuh.
"Perngeyelan" sudah tidak popular lagi dalam akal pikirannya, dan bila hal ini dilakukan dengan sepenuh hatinya dan terus menerus akan membentuk karakter kita sedemikian rupa, sehingga tidak ada yang mustahil berkah Tuhan akan selalu jatuh ke tangan kita, amin 3x
Salam “Cerdas hati dengan RSQ”
0 komentar:
Posting Komentar