Rejeki itu seperti aliran air yang mengalir, dapat mengaliri siapa saja yang membutuhkan rejeki dan siaa saja yang mencari, maka manusia di alam semesta ini berlomba-lomba mencari rejeki dengan berbagai cara agar rejeki selalu mengalir dalam diri mengalir dalam lingkungan keluarganya, dan sering terjadi mengalirnya rejeki ditempuh dengan menghalalkan segala cara, yang penting rejeki dapat mengaliri diri dan keluarganya.
Banyak manusia menganggap rejeki itu sebatas duniawi, atau harta, padahal rejeki yang diberikan Tuhan itu tidak terbatas bentuknya, tetapi karena pengaruh dari logika manusia, maka rejeki itu harus nyata, berbentuk dan juga bisa dirasakan manfaatnya, maka rejeki yang berbentuk lainnya dianggap bukanlah rejeki, dan manusia mensyukurinya hanya bila mendapatkan rejeki harta saja yang nyata dapat dilihat dengan mata, sangat disayangkan………
Bersandar hidup dengan rejeki sepertinya sangat enak, segala kebutuhan duniawi dapat dipenuhinya, mau jalan-jalan kemana saja bisa, mau beli apa saja bisa, mau memerintah siapa saja bisa, semua bisa asal rejeki selalu ada disampingnya. Dan bila belum mengalirnya rejeki pada dirinya, seperti ada sesuatu yang hilang sesuatu yang kurang dalam dirinya, maka dia merasa malu, minder, menutup diri dan sifat-sifat lain yang negative selalu muncul untuk menutupi kekurangannya.
Pola pikir yang seperti itulah selalu bercokol dalam akal pikirannya, batinnya dan semua itu ditujukan atau terkespresi dalam segala tindakan dan karakternya, dan bila hal ini dibiarkan berlarut-larut maka akan menjadi karakter yang negative, yang dapat melakukan segala cara untuk mendapatkan rejeki, dan biasanya rejeki yang didapat dengan cara-cara yang negative bila mengalir dengan deras, keluarnya rejeki itupun juga mengalir dengan kencang juga. Nah disinilah manusia yang sudah merasakan mudahnya mendapatkan rejeki, maka mudah pula mengalirkan keluar, bila model sifet ini dipelihara, maka tidak menutup kemungkinan sangat mudah terdorong untuk berbuat negative dalam mendapatkan rejeki.
Dalam setiap manusia oleh Tuhan sudah diberi tempat atau wadah rejeki untuk menampung aliran rejeki tersebut, bila diumpamakan semacam bak air dalam kamar mandi, atau gelas, cangkir ataupun penampungan yang lebih besar dari semuanya itu dengan maksud untuk menampung rejeki yang mengalir dalam dirinya agar tidak mengalir keluar lebih banyak, karena memang itu diperlukan untuk hidup manusia di alam semesta ini. Besarnya penampungan rejeki setiap manusia tidak ada yang sama ada yang kecil ada juga yang sangat besar, maka manusia yang merasa penampungannya kecil berupaya dengan berbagai cara untuk memperbesarkan tampungannya, tetapi tetap sulit karena rejeki hanya berorientasi pada rejeki yang masuk pada logikanya saja.
Sebenarnya rejeki yang didapat oleh manusia itu tidak hanya berbentuk materi, banyak yang berbentuk selain materi hanya saja manusia tidak menyadarinya, apa-apa yang diterimanya dalam setiap kehidupan manusia itulah sebenarnya rejeki yang diberikan Tuhan kepadanya, bisa dibayangkan salah satu saja misalnya “udara” yang kita hirup ini bila dihitung dengan dengan angka bila dibandingkan dengan membelinya dari rumah sakit sangat luar biasa besarnya, atau rumah yang kita tempati, kendaraan yang dipakai, baju yang dikenakan, bisa dibayangkan bila kita tidak diberi rejeki semacam itu oleh Tuhan, bahan manusia diberikan rejeki untuk bisa merasakan kebahagiaan, kesengsaraan agar bisa melewatinya, kesenangan dan lain sebagainya, itulah bentuk rejeki yang sudah diberikan kepada kita selama hidup kita.
Dalam perjalanan hidup manusia selau tidak puas dengan apa yang telah diberikan Tuhannya, dan memang Tuhan juga tidak membatasi manusia dalam memperoleh rejekinya karena memang rejeki itu sudah ada di alam semesta ini, sehingga diberikan keleluasaan untuk memanfaatkan rejeki yang sudah ada di alam ini, seperti peribahasa yang sangat popular bahwa manusia sudah memunyai takdirnya, tetapi nasib manusia tergantug kepada manusia itu sendiri, bila ingin berubah nasibnya menjadi lebih baik menurut dia maka perlu adanya usaha dari manusia itu sendiri.
Banyak cara yang sudah diberikan melalui orang-orang yang sukses, orang-orang yang memperdalam tentang energy alam semesta dan dan orang-orang yang dianggap pintar atau juga banyak cara-cara yang lainnya, semua itu bertujuan untuk bisa menyadari wadah rejekinya, dan cara bagaimana memperbesar rejeki yang sudah diterimanya, sehingga di dunia ini terjadi dinamika hidup manusia berbagai bentuk yang luar biasa.
Sebenarnya semua cara itu akan menuju kebaikan bila dilandasi dengan berserah diri kepada Tuhan dalam meraih rejeki yang tersebar di alam semesta ini, sehingga kesadaran hati untuk menerima kehadiran Tuhan dalam dirinya akan memberikan getaran energy yang luar biasa dari diri manusia yang akan menggiring kepada rejeki yang diinginkannya dengan kehendak Tuhannya.
RSQ adalah pelatihan tentang energi alam semesta yang berguna untuk pemberdayaan diri dengan cara memperbesar wadahnya dengan cara berserah diri, menyadari masa lalu dengan introspeksi diri dilanjutkan dengan pembersihan alam bawah sadar manusia, belajar dari masa lalu sehingga tidak terulang kepada hal-hal yang kurang baik, dan memperbanyak kebaikan dalam hidup dalam kehidupan saat ini dan selalu siap menyogsong masa depan dengan bekal berserah diri dan kebaikan yang sudah ada dalam dirinya sesuai dengan keyakinan yang dianutnya.
Salam “Cerdas hati dengan RSQ”
0 komentar:
Posting Komentar